Friday, February 23, 2007

beras.. beras..

Leave a Comment

Masih mampu beli beras? jika iya, kamu termasuk orang-orang yang beruntung lebih dari cukup. Coba saja kita intip di media massa atau di lingkungan kita sendiri. akhir-akhir ini tak sedikit saudara-saudara kita yang tak menikmati lagi pulennya nasi putih. ubi2an sampai nasi aking sedang “ngtren” di kalangan masyarakat kecil. Bi Yuyun, yang kerja part time di rumah saya bilang, sebagian warga di lingkungannya, termasuk dia sendiri, sudah tak mampu beli beras. Akhirnya untuk makan sehari-hari mereka memilih pangan yang jauh lebih murah, yaitu singkong. Namun karena laku keras, makanan ini mulai langka dan harganya pun ikut2an naik. Yang tadinya harganya berada kisaran di bawah 1000/kg, kini naik menjadi 1500 s/d 2000/kg. ya, apalagi masalahnya jika bukan karena kenaikan beras. seperti kita tahu, sepanjang bulan ini, harga beras hampir tiap minggunya terus merangkak naik. Yang saya tahu, harga beras unggulan yang tadinya dihargai 5.000-an, menjadi Rp. 6.800. sedangkan harga beras yang kualitasnya lebih rendah, menjadi Rp.5.700, dari harga sebelumnya yang berkisar Rp.4000an.

tapi untunglah, dalam keadaan yang mencekik ini, bulog hadir sebagai dewa penolong dengan menggelar operasi pasar murni (OPM). Harga beras OPM memang jauh lebih murah terutama beras yang kualitasnya jelek. Bila di pasaran harganya berkisar Rp.5700/kg, Beras OPM telah ditetapkan harganya Rp.3.700/kg. tentu saja operasi ini disambut warga dengan antusias di berbagai daerah. Seperti diberitakan oleh metrotvnews.com (5/2), operasi pasar murni yang digelar Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menekan harga beras di Pasar Jembatan Lima, Jakarta Barat disambut antusias warga yang rela antre sejak pukul 08.00 WIB. Enam ton beras jenis IR 64 kualitas III dijual Rp 3.700 per kilogram, dalam waktu dua jam habis terjual.

Sayangnya, operasi ini belum berhasil menekan harga beras di pasaran. Para pedagang masih mempertahankan harga yang memang jauh dari harga beras OPM. Malahan pihak pedagang beras di pasar jembatan lima protes karena merasa dirugikan dengan adanya OPM ini.

Mereka mengaku, sejak Bulog menggelar operasi pasar, penjualan mereka menurun sekitar 10 kilogram per harinya. Mereka selanjutnya mengungkapkan bahwa operasi pasar yang digelar tidak efektif karena perbedaan harga yang terlalu jauh akan memperbesar kemungkinan terjadinya penyelewengan. Untuk menstabilkan harga beras, para pedagang berpendapat pemerintah seharusnya memperbanyak stok di Pasar Induk Beras Cipinang. Dengan stabilnya stok beras, maka harga akan turun dengan sendirinya.

Lalu masalah lain pun muncul. Ternyata pendistribusian beras OPM ini tidak lancar. Seperti yang terjadi di daerah kabupaten Indramayu, di Desa Margamulya dan Cipedang Kec. Bongas (PR, 14/2). Warga justru kesulitan mendapatkan beras OPM karena persediaannya cepat habis. Selain itu harga beras di pasaran makin hari makin tinggi saja. Akhirnya mereka nekat mencegat truk pengangkut beras OPM di tengah jalan. Supir yang ketakutan terpaksa menjualnya langsung. "Kami terpaksa melepas dua ton di dua desa itu, masing-masing dapat satu ton," ujar Darpu Surasa (45), sopir truk beras OPM.

Masalah-masalah seperti kelangkaan beras OPM ini jelas menimbulkan persepsi miring. Salah satunya, adanya dugaan oknum-oknum petugas yang sengaja menimbun, bahkan menjualnya kepada cukong-cukong beras yang memborong dalam jumlah besar. Ya, orang-orang awam pun mampu memahami teori konspirasi.

Tidak ketinggalan pula. Bulog yang muncul sebagai pahlawan, tak luput dari tuduhan konspirasi, menyusul kelangkaan dan kenaikan harga beras nasional. Apalagi dikaitkan dengan program pemerintah untuk mengimpor beras. Bila memang begitu, tentu saja sangat menguntungkan bulog sang importir.

Terlepas dari persepsi-persepsi itu, wapres jusuf kalla mencoba meredam kepanikan rakyat dengan pernyataan enteng namun lumayan menyejukkan. Beliau bilang, kenaikan ini hanya sebuah siklus tahunan harga beras, di mana puncak kenaikan selalu terjadi di bulan februari. Harga beras akan kembali stabil di bulan maret dikarenakan mulai panen kembali. .
’’Sudah saya periksa dalam waktu lima tahun terakhir, puncak kenaikan harga di Februari dan akan turun Maret akibat sudah mulai panen,” katanya. Karena yakin OP mampu menurunkan harga beras (batam pos online).

Ah, yang bener nih, pak? semoga saja pernyataan bapa itu benar adanya…

sumber:

metrotvnews.com
www.pikiran-rakyat.com
www.harianbatampos.com




0 komentar: