Mumpung ada waktu senggang, markingeb!! (mari kita ngeblog haiyaah)
Pemirsah, saat ini saya sedang berada di Zuri Esxpress Hotel Lippo Cikarang. Seperti biasa saya berkelana dari hotel ke hotel dalam rangka misi kenegaraan dari perusahaan tempat saya bekerja tentunya. Dan Alhamdulillah, kondisi fisik saya sudah mulai mendingan. Pinggang, leher, kepala pusing, dsb. Maklum saya termasuk koboy kolot yang terkena virus euporia konser metallica, minggu lalu (25/8) di GBK. Setelah selesai berheadbang ria, sy lsg meluncur dari GBK ke Cikarang. Sampai Hotel jam setengah 2 pagi. Mandi sebentar lalu banting badan ke kasur. Brug! Tak lupa pasang alarm di 3 hape saya sekaligus + minta beberapa teman sekantor untuk bangunin saya pagi-pagi :D. Alhamdulillah strategi tersebut sukses bikin saya terperanjat langsung ngacir ke kamar mandi dalam keadaan sempoyongan. Tak terbayang kalo saya sampai terlambat. Misi kenegaraan akan sedikit ternoda (walah) dan bencana terbesar tentunya amarah murka dari bigbos :D
Oke kita lasung saja ke topik hidayat.
Metallica 20 years a go!
20 tahun lalu, saya bersama beberapa teman nekat meluncur ke lebak bulus hanya berbekal ongkos seadanya. Niatnya ga muluk2. Nongkrong di Luar Stadion! Maklum lah, jaman SMA dulu daya beli kita belum mumpuni untuk beli tiket yang saat itu dibandrol 30 ribu - 150 ribu. Tapi sedikit pun tak terbersit untuk berbuat onar. Kita hanya sekelompok anak band yang berusaha menggapai mimpi bertemu idolanya, walau hanya mendengarkan dari luar saja. Apa lagi konser diagendakan selama 2 hari. Wah, puas2in deh headbang di luar stadion!
Langsung menuju adegan selanjutnya pemirsah. Sore hari menjelang konser, terdengar letupan dan dentuman yang saat itu kita tak tahu apa yang sedang terjadi. Yang kami tahu, kami langsung ikut balik badan dan ngacir setelah melihat massa berbaju hitam berlarian menuju ke arah kami. Padahal kami belum sampai ke stadion. Batu-batu, botol, dan benda-benda lainnya berseliweran di udara. Semua yang berkaos hitam jadi target penangkapan aparat. Selanjutnya diketahui, begitu banyak korban berjatuhan yang dihajar habis oleh oknum aparat. Chaos terjadi karena jumlah massa yang diluar dugaan. Sedangkan kapasitas stadion sudah full saat itu. Menurut info saat itu banyak penonton yang kecewa karena tidak kebagian tiket. Mereka mengamuk sambil merusak fasilitas di luar stadion, lebih ganasnya lagi mereka membakar mobil. Seperti petasan yang disulut, lalu meledak lah suasana lebak bulus. Chaos pun tak terelakan. Akhirnya kami pun kembali ke basecamp di sebuah rumah milik salah satu teman kami.
Keesokan harinya, 4 orang memantapkan nyalinya untuk kembali ke lebak bulus, sedangkan dua orang lagi memutuskan pulang. Berbeda dengan hari sebelumnya, di luar stadion tidak begitu ramai. Walau begitu masih nampak aparat yang berjaga-jaga.
Hadeuuh back on duty!!
to be continued
0 komentar:
Post a Comment