Friday, July 20, 2007

Tiga macam penyesalan

Leave a Comment

Mengalami penyesalan adalah hal yang wajar bagi manusia. Setiap perbuatan atau perilaku negatif bisa menyisakan penyesalan yang berujung pada stabilitas mental manusia bila penyesalan itu terus berlarut-larut terekam dalam memori dan hati. Namun tentunya penyesalan itu harus disikapi berdasarkan porsinya. Ada tiga macam penyesalan yang pada umumnya dialami manusia.

1. Penyesalan yang seharusnya
Penyesalan yang dimaksud adalah penyesalan yang memang seharusnya disesali karena kita telah berbuat dosa dan menyia-nyiakan anugerah yang diberikan Allah SWT. Sebagai contoh, kita menyesal karena tak berbakti ketika orangtua masih hidup. Kasih sayang orang tua saat itu tak disadari sehingga kita sering membangkang, bahkan sampai melupakan mereka dan terlarut dalam kesibukan sendiri. Dengan kata lain kita menjadi anak durhaka. Ketika orangtua meninggal, barulah penyesalan itu menyayat hati. Apa daya, waktu tak bisa diputar ulang. Hanya air mata dan doa yang bisa kita lantunkan bagi mereka. Contoh lainnya, ketika kita sudah renta dan tak berdaya, kita akan berucap, “Kenapa sewaktu aku masih muda, tegap dan sehat aku tak berdiri shalat. Kenapa ketika mataku masih tajam tak menyempatkan membaca Al-Qur’an? Sekarang untuk berdiri saja aku tak kuat, mataku sudah buram tak bisa membaca.” Dan masih banyak lagi kenapa-kenapa lainnya yang mengakibatkan penyesalan mendalam.

2. Penyesalan yang positif
Penyesalan yang positif berhubungan dengan perbuatan kita yang gegabah. Apalagi perbuatan kita itu sampai merugikan kepentingan seseorang atau orang banyak. Tentu wajib kita menyesalinya. Namun penyesalan ini membawa hal positif karena mengajarkan kita untuk introspeksi, dengan kata lain kita masih punya kesempatan untuk berbenah diri agar tidak mengulangi kesalahan tersebut.

3. Penyesalan yang sia-sia.
Sungguh sia-sia bila kita menyesali sesuatu yang tak perlu disesali. Misalnya, kita menyesali kondisi fisik kita yang secara kodrat tak sebagus orang lain, sambil berkata, “ya Tuhan, kenapa aku terlahir seperti ini?” atau menyesal hidup karena tak sesukses orang lain. Akhirnya waktu dan pikiran habis terkuras hanya karena menyesalinya tanpa melakukan tindakan berarti untuk mengatasi segala kekurangan yang ada pada diri kita.

Apa pun bentuk penyesalan yang kita alami, hendaknya kita senantiasa berdoa dan bertobat untuk setiap perbuatan kita yang keliru. InsyaAllah, penyesalan berat yang dirasa terlambat pun bisa terobati.

Terima kasih Pak ustad, masuk banget ceramahnya.

0 komentar: