Mmm.. tapi tunggu dulu, “barang bagus” harganya pun tentu “bagus.” Jadi mungkin hanya kalangan atas saja yang bisa menikmati produk2 impor kelas atas ini. kecuali kalo mereka keukeuh maksain sampe jual perabot demi menikmati lonte luar nagreg itu (huh, klo sayah buat beli pulsa aja dah ngos2an..).
Seperti yang saya baca di koran tribun, seorang pelanggan mengaku pernah memboking PSK asing. Tarifnya memang gila. Sehari bisa Rp.10-15 juta. “tapi intelektualnya dijamin. Rata2 mereka menguasai 4 bahasa.”Biasanya mereka membawanya ke apartemen atau hotel berbintang. “saya pernah tanya asal mereka. Ternyata mereka ini sudah distel para mafia. Biasanya, di Indonesia hanya seminggu, terus diputar ke singapura lalu dikirim ke eropa,” jelasnya.
Mentang-mentang era gloabalisasi, nampaknya PSK pun kini dituntut membuat terobosan dalam meningkatkan pelayanannya. Apalagi mereka bisa menguasai empat bahasa. Lha, kita? Masa kalah sama PSK hehe… ngomong inggris aja “kita” belepotan. Gimana jadinya kalo pengen ngobrol. Ah, Tapi kalo mo “main” tinggal langsung aja
Nah soal tarif, mereka mematok harga per satu jam. Nggak kaya di warung2 remang atau tenda2 yang ditarif per orgasme (eh itu mah kata temen saya lho yang pernah nyoba). Harganya tentu saja berdasarkan kualitas dan intelektualnya. Katakanlah harga satu PSK misalnya 2 jt/jam. Mungkin bila memakai lokalan, bisa buat seharian tuh hehe, dapet bonus lagi, diangkat jadi raja singa!
”Kalo yang itu dia berasal dari
“Kalo yang congkok, mereka nggak bisa berbahasa inggris dan
Gimana, masih mau nyoba? Ah, mendingan buat modal kawin :D
0 komentar:
Post a Comment